ESSAI : The Miracle in Your Hand
The Miracle in Your Hand
Musim hujan yang membasahi bumi. Ketika
hari begitu singkat sehingga kegelapan turun di sekitar waktu makan malam. Ketika
dingin hujan mendominasi pola cuaca yang sulit ditebak dan berharap kondisi pancaroba
ini hanya sementara. Namun, coba perhatikan baik-baik, dan kita akan melihat
tanda-tanda kehidupan baru seperti tunas hijau yang menyembul di atas hamparan
sawah luas dan cahaya yang masuk melalui sela-sela dinding rumah lebih awal
setiap pagi. Tidak peduli kehidupan tampak seberapa gelap sekarang, percayalah keajaiban
sudah dekat.
Ini sama dengan metafora musim hujan kehidupan.
Saya yakin manusia dapat memikirkan "musim hujan" yang dialaminya atau
mungkin masih bertahan, ketika mereka mengira awan badai gelap itu tidak akan
pernah terangkat. Mungkin ada yang mengalami perpisahan yang menyakitkan,
menderita penyakit atau cedera, Ada manusia menganggapnya sebagai mukjizat
bahwa mereka bisa melewati ini, ada pula yang berprasangka ini adalah kutukan
buruk dalam hidupnya. Sebenarnya kita tidak menyadari secara sadar bahwa kita
mampu membuat keajaiban itu terjadi, dan tentunya dapat melakukannya lagi dan lagi.
Dengan fokus, niat yang jelas, pikiran terbuka, dan keyakinan, manusia dapat
membawa keajaiban bagi dirinya, dan merealisasikan pencapaian yang ingin ia
raih dalam hidup.
Keajaiban bermula saat manusia dapat membuat
sesuatu dengan tangannya sehingga
menumbuhkan kebanggaan dan kepuasan, tetapi juga memberikan manfaat psikologis
pada dirinya. Hal ini dikarenakan dapat mengungkap dan menyalurkan gejolak
batin, serta menyembuhkan luka hati terpendam sehingga membangkitkan pemikiran
positif dalam dirinya. Ketika manusia membuat sesuatu yang mereka merasa
produktif, sehingga keterlibatan dan eksplorasi yang dilakukannya dapat
menggerakkan pikirannya dan meningkatkan suasana hati mereka. Saat manusia memfilter,
membentuk, memindahkan, dan menangani proyek yang mereka lakukan, batinnya juga
akan bergerak. Keluarkan apa yang ada dalam pikiran kita, melalui tangan kita ke
dunia. Fragmentasi dan keributan berubah menjadi kendali yang terfokus dalam
tujuan yang ingin kita raih. Percaya dan pahami bahwa keteraturan muncul dari
ketidakteraturan. Seperti pepatah bijak katakan, “Bukan apa yang dapat kita
lakukan, tetapi apa yang kita lakukan.” Proses itu sendiri memberikan nilai.
Jika kita dapat menghargai sesuatu apa yang kita kerjakan dan melakukan
sebanyak yang telah dilakukan, kita memberikan jalan baru untuk sukses, harga
diri, dan perbaikan diri.
Keajaiban terjadi setiap hari. Keajaiban alam, seperti matahari terbit atau
keunikan tetesan air hujan yang hadirnya membawa kesejukan untuk makhluk di
bumi ini. Belum dapat dijelaskan sepenuhnya, mengapa sebenarnya hal unik yang
seringkali tidak terpikirkan oleh kita mampu menjadi keajaiban dan itu ada di
sekitar kita. Misalnya saja, ketika kita memikirkan tentang solusi sempurna
untuk suatu masalah yang sedang terjadi di depan mata dan kemudian secara ajaib,
kita menemukan jawaban terbaik yang muncul di dalam otak kita dengan spontan . Selain
itu, cerita yang saya dengar tentang seorang dokter yang "kebetulan"
duduk di sebelah seorang gadis kecil yang mulai tersedak di sebuah restoran dan
dokter itu menyelamatkan hidupnya. Beberapa orang bahkan menganggap pertolongan
ini sebagai keajaiban. Tetapi hidup tidak bisa kita tebak, namun kita mungkin bisa
mengupayakan yang terbaik untuk mengambil kendali atas apa yang muncul dalam
hidup kita, termasuk menarik mukjizat ketika itu paling dibutuhkan. Ketika manusia
melakukan yang terbaik untuk kehidupannya, kita dapat belajar untuk mulai mewujudkan keinginan kita terkait dengan
kesehatan, hubungan, keuangan, karier, atau apa pun, hanya dengan beberapa
langkah sederhana.
Ketika niat kita sudah sangat jelas, maka
alam semesta akan menanggapi permintaan kita. Jadi langkah pertama untuk
mewujudkan keajaiban adalah memutuskan apa yang kita inginkan. Saya tahu ini
terdengar sederhana, tetapi sebenarnya manusia cukup sulit untuk mengungkap apa
yang mereka inginkan. Salah satu cara untuk
menenangkan jiwa dan membuat alam bawah sadar kita bersinergi dengan impian
kita adalah dengan bermeditasi. Meditasi menenangkan jiwa dan pikiran kita.
Selain itu, membawa manusia lebih dekat ke dalam alam bawah sadar dirinya yang
lebih tinggi, yang dapat membimbing manusia untuk menumbuhkan jiwa yang positif
dan memiliki power dalam dirinya dari titik kesadaran dan pemahaman spiritual
yang lebih besar.
Setelah kita menentukan niat, manusia
perlu mengirimkannya ke alam semesta melalui doa dan pengharapan kepada Maha
Pencipta. Sang Pencipta selalu mendengarkan, tetapi manusia harus tetap meminta
pertolongan dan meminta petunjuk-Nya
dalam keadaan apapun termasuk ketika kita ingin niat kita bisa terealisasikan.
Pertama, sambungkan ke Sumber Pengharapan melalui meditasi dan doa, lalu
ucapkan keajaiban kita dengan lantang, atau tulis keinginan kita di tanah, pasir
di pantai atau di batu. Dalam hal ini, tidak ada cara yang benar atau salah.
Ini menyesuaikan tempat dan media yang ada. Yang penting adalah secara sadar
memproyeksikan visi yang kita miliki. Mengirimkan niat kita yang jelas dan
terfokus ke dunia seperti melemparkan bumerang ajaib. Kemudian boomerang Ajaib itu
akan selalu kembali kepada kita.
Manusia harus mencoba membuka diri untuk kemungkinan
yang akan terjadi. Jika niat yang kita miliki kuat, dan kita tetap positif,
alam semesta akan menjawab apa yang sebenarnya kita inginkan. Ada pepatah atau
kata bijak yang berkata "Tuhan bekerja dengan cara yang misterius,"
demikian juga, ketika Tuhan memberikan mukjizat kepada Makhluk-Nya. Ada
kemungkinan tak terbatas tentang bagaimana keajaiban yang terjadi dalam hidup
kita dapat terungkap dengan sendirinya. Dengan pikiran terbuka, manusia lebih
mungkin untuk menerima keajaiban yang tidak terlihat persis seperti yang dibayangkan.
Namun, keajaiban itu dibawa dan diproses dalam diri kita dan dari kekuatan alam bawah
sadar yang lebih tinggi.
Hal-Hal baik datang kepada manusia yang memiliki
iman. Setelah kita menetapkan niat dan menyampaikannya ke alam semesta, dan memantaskan
harapan kita tentang bagaimana keajaiban tersebut akan muncul dalam hidup kita,
maka inilah saatnya untuk beriman. Cobalah untuk tidak terlalu khawatir tentang
apakah keinginan kita akan menjadi kenyataan atau tidak. Kita harus percaya
bahwa Tuhan telah mendengar apa yang kita sampaikan dan akan merespons pada
waktu yang tepat dengan kata lain sesuai jadwal alam semesta, bukan jadwal manusia.
Sabar, tapi jangan menyerah! Teruslah menjalani kehidupan positif yang penuh
dengan tujuan dan niat baik. Terus berlatih, berdedikasi dan meditasi untuk
tetap berhubungan baik dengan diri , dan juga sekitar. Kita bahkan mungkin
ingin berpartisipasi melalui tangan-tangan kita dalam perbaikan untuk membangun
ikatan yang lebih dalam dengan spiritual. Habiskan waktu dengan alam, melayani
orang lain, dan tetap percaya bahwa keajaiban kita ada di luar sana.
Ketika manusia percaya bahwa mereka layak
mendapatkan apa yang benar-benar mereka inginkan, Mereka dapat memanfaatkan
kekuatan tangan mereka untuk mendapatkan mukjizat dan membawa kejadian luar
biasa ini ke dalam hidupnya lebih sering. Lagi pula, siapa yang tidak ingin
bisa mendapatkan lebih banyak keajaiban?
REFERENSI
Yuzirman, B., & Rusyamsi, I. (2012). Keajaiban
tangan di atas. QultumMedia.
Arifin, B. (1985). Mengenal tuhan.
Bina Ilmu.
Matahari, B. Humanis paling terkenal. Kaum
humanis yang hebat. Ide-ide humanisme dalam sejarah manusia.
Purwanto, S. (2006). Relaksasi dzikir. Jurnal
psikologi Universitas Muhammadiyah Semarang, 18(1), 6-48.
Junaedi, D. (2015). Dream: Seni
Mewujudkan Mimpi. Elex Media Komputindo.
Komentar
Posting Komentar