Cerpen Budaya : Selfie Berakhir Perih
“Selfie Berakhir Perih"
Seperti biasa, Lavynda Marcellio bersama
dua temannya, Mazzea Carallea dan Quenna Waelyn selalu mengambil tempat
di pojokan kantin untuk mengisi perut mereka yang sedang mau minta diisi.
Vynda, begitulah panggilannya. Ia selalu tidak pernah absen untuk memesan satu
porsi bakso ditambah satu teh hangat, sedangkan Zea dan Que tidak pernah absen
memesan nasi goreng dan satu gelas jus
mangga.
Mereka tengah asik menikmati makanan yang mereka pesan tadi. Vynda
menyeruput teh hangatnya hingga tandas.
“ Ze, kamu tahu nggak tempat yang bagus untuk selfie ? “ Tanya Vynda.
“ Nggak tau, Vyn”
“Kamu tahu nggak Que ? “ Tanya Zea
“ Aku juga nggak tahu”
“Wah, pada nggak tahu ya. Kuper banget sih kalian, gini loh guys, ada tempat yang eksotiks banget
untuk selfie-an, indah banget. Tempatnya di pantai Karang Manis Asin.”
“Jangan salah loh. Kita foto di karangnya, waktu ombak lagi naik. Dijamin
bagus selfienya. Kita juga bisa pamer ke teman-teman untuk liatin hasil selfie
kita yang keren-keren. Dijamin iri deh mereka.” Jawab Vynda bertegakpinggang.
Begitulah Vynda dan dua temannya, mereka
memang terkenal karena kecantikan serta mereka juga mendapatkan julukan oleh
teman sesekolahannya “Tiga Ratu Selfie”.
Setelah mereka kenyang dan menghabiskan makanannnya , merekapun pergi ke
kelas karena bel masuk telah berdentang.
Seminnggu berlalu, akhirnya mereka menuju lokasi hunting untuk mereka
selfie. Butuh waktu lebih kurang 3 jam untuk sampai di tempat tujuan. Mereka
pergi menngunakan mobil Vynda. Vynda yang menyetir sendiri.
“ Hei, Zea , Que, Lihat deh, cantik bukan ? Kita udah sampai nih “ Vynda
menunjuk kea rah bentangan pantai yang indah.
“ Iya Vyn. Cantik, Gila yaa “ Zea dan Que tertawa.
“Lu udah bawak tongsis nggak? Canon ? “ tanya Vynda
“Iya gue bawak tongsis nih, sama Canon “ jawab Que
“Nanti bakal aku Upload di Instagram . Bakal banyak yang like” kata
Vynda.
Merekapun berselfie ria di pantai Manis Asin. Dengan bangganya mereka
berpose dengan gaya mereka masing-masing. Akan tetapi, disela mereka berfoto
datang gulungan ombak besar menghantam karang di tempat mereka berfoto.
Malangnya, Vynda terhempas oleh gulungan ombak tersebut ke laut. Vynda
berteriak minta tolong , sedangkan Que dan Zea pun meminta bantuan kepada
orang-orang di sekitar pantai .
“ Tolong… ! Zea ! Que ! Tolong… ! Aku nggak bisa berenang “ Teriak Vynda
“Iya kamu tunggu di situ dulu. Semuanya tolong…. ! “ Teriak Zea dan Que
minta bantuan
Tiba-ba orang-orang di pantai langsung ke tempat Zea dan Que berada.
Untunglah penjaga pantai langsung menolong Vynda. Vynda berhasil diselamatkan.
Ia masih dalam keadaan lemas, dan di kakinya berlumuran darah karena terbentur
ke karang.
“ Vyn, kamu nggak apa-apa kan.. ?” Tanya Zea dan Que
“Lebih baik kakimu cepat dibersihkan dan diperban. Oh iya, Canonku
baik-baik juga kan?” Tanya Que
“Astaga, Maafin aku Que, Canonmu hanyut di Laut.”
“Yahh kamu Vyn, gara-gara kamu kan”
“Udah-udah jangan ngebahas itu sekarang” Ucap Zea
“Biarkan ibu yang membersihkannya , nak. Kalo boleh tahu kenapa bisa
seperti ini ?” Tanya penjaga pantai yang menolong Vynda tadi.
“Tadi kami selfie di bibir karang , Bu” Ujar Zea
“Pantas saja begini. Nak, lain kali jangan selfie lagi di sana. Ombak di
tepi karang itu besar. Untung saja tidak nyawa kalian yang melayang. Ini
pelajaran untuk kalian. Jangan jadikan selfie untuk gengsi semata, tapi juga
pedulikan keselamatan jiwa kalian” Ujar penjaga pantai.
“Iya bu, kami mengerti. Kami akan lebih berhati-hati” Sahut Vynda, Zea
dan Que.
“Nah, lukamu sudah selesai dibersihkan dan diperban.”
“Terima kasih,bu.” Jawab Vynda
Vynda, Zea, dan Que pun pamit pulang ke penjaga pantai, karena hari sudah
sore.Saat pulang Zea yang menyetir mobilnya Vynda, karena Vynda butuh istirahat
untuk memulihkan kondidinya. Pengalaman pada hari ini, mengajarkan mereka untuk
lebih berhati-hati dan jangan mengikuti gengsi semata. Quepun harus ikhlas
kehilangan Canon mahalnya.
Komentar
Posting Komentar