CERPEN : Adellwies Darimu
Adellwies Darimu
Hatiku masih saja gundah. Tak
tenang. Setelah melihat kejadian itu. David duduk berdua dengan Kinar, siswa
pindahan di SMAku, mereka kelihatan mesra sekali. Sesekali David melirik Kinar
dengan senyumannya. Hal itu membuat hatiku remuk berkeping-keping. Air mata
membasahi pipiku. Aku masih belum bisa melupakan kejadian di sekolah tadi. Ku
peluk gulingku erat-erat dan menangis dalam peluknya.
“Kemarin ku dengar kau ucap kata
cinta seolah dunia bagai di musim semi….” Dering ponselku. Ternyata ada
panggilan dari David. Aku merejectnya. Berkali-kali David meneleponku, aku
tetap saja merejectnya.
“Net..net” ada sms darinya.
“Sayang, kamu kenapa ? Kamu marah ya
sama aku ?” Aku tak membalasnya.
Ternyata juga ada bm dari dia.
“Geva, kamu kenapa sayang ? Jangan
cuekin aku kayak gini,” aku tetap tak membalas bmnya. Aku benar-benar masih
patah hati. Hampa hatiku.
Esok harinya, saat istirahat,ketika aku
membeli makanan di kantin, aku mendapati David dan Kinar makan bersama. Aku langsung tak nafsu makan.
Hatiku semakin remuk. David melihatku berlari meninggalkan kantin.
“Gev.. Geva… Tunggu aku, ini bukan
seperti yang kamu bayangkan,”
Aku masih terus berlari
meninggalkannya. Tiba-tiba, “BRUKK..” aku menabrak seseorang.
“Maaf,maaf yaa,” aku meminta maaf
“Geva ?,”
“Iya maaf, aku buru-buru,”
Aku langsung pergi, tapi tanganku
dipegang erat oleh orang yang ku tabrak tadi.
“Hai, ini aku, kak Fadhil,”
“Oh kakak, maaf kak, aku buru-buru,”
“Ada apa Gev ?,”
David melihat kak Fadhil memegang
tanganku. Ia hanya diam, dan berlalu. Ku pun begitu, pergi ke toilet, untuk
meluapkan air mata yang telah tak tertahan tadi. Aku meninggalkan kak Fadhil
yang bingung dengan apa yang terjadi padaku.
Aku satu kelas dengan Kinar,
sedangkan David di kelas sebelah. Saat diskusi kelompok, aku dipasangkan dengan
Kinar. Itu semakin meperburuk moodku. Aku pun memprotes pada guru.
“Buk.. apa tidak bisa diganti
pasangan kelompok saya “
“Tidak bisa, kalian di sini semua
teman, tidak ada membeda-bedakan,”
“Astaga, apa tidak ada selain dia,”
keluhku dalam hati
Aku terpaksa satu kelompok
dengannya. Aku mengerjakan tugas sendiri, tanpa kompromi dengannya. Aku kesal.
Marah. Entahlah , aku sepertinya muak sekali melihat dia di sini.
“Geva, kamu kenapa ?” tanya Kinar
“Ngak penting buatmu,” jawabku
“Kamu marah ya gara-gara aku dekat
sama David ?,”
“Menurutmu ?,”
“Gev, sebenarnya aku adalah…,”
“Tttt..” belum selesai Kinar bicara,
bel tanda pulang sudah berbunyi.
“Sudahlah, aku benci kamu,” jawabku
padanya.
Aku pun segera mengambil tas, dan
berlalu meninggalkan kelas. Tiba-tiba di depan gerbang ku melihat David.
“Ahh.. barangkali dia menunggu
Kinar,” gumamku dalam hatiku. AKu berjalan dengan cuek tanpa menoleh padanya.
Benar saja, ia tak sedikitpun
menyapa atau menoleh padaku. Aku semakin benci. Hubungan seperti apa ini ? Yang
pacaran siapa ? Aku atau Kinar ? Dia aneh banget, keluhku dalam hati.
Aku langsung pulang dengan mengendarai
motorku. Sesampai di rumah aku langsung mengunci pintu kamarku. Aku menoleh
pada sebuah foto di atas meja dekat ranjangku.
“Arrghh.. kamu kenapa David ? Kenapa
kamu berubah ? Kamu jahat banget sih, tega-teganya kamu mendua di depanku,” Ku
pandang David dalam potretku dan dia.
Aku melangkah ke arah bunga yang ku
letakkan di depan cermin. Aku mengengam dan menciumnya.
“David, ini adalah Adellwies darimu.
Apakah kamu masih ingat saat kita mendaki gunung bersama dan kamu memberikan
ini padaku ? Katamu, ini adalah lambang keabadiaan cinta kamu ke aku. Tapi, apa
buktinya ?, kamu udah berubah,” Air mata pun membasahi pipiku.
“Sudahlah Geva, untuk apa kamu
menangis. Toh dia juga ngak akan nangisin kamu,” aku menyeka air mataku. Lalu,
mencoba tersenyum.
Telah 10 hari David berubah, dia tak
sama seperti dulu. Kini aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.Hari ini
adalah hari ulang tahunku. Umurku sekarang sudah 17 tahun. Tidak ada
istimewanya ulang tahunku, tiada yang memberi ucapan selamat. Papa dan mama
sibuk kerja, apalagi adikku hanya sibuk bermain. Mereka sibuk sendiri. Akhirnya
tepat pada jam kelahiranku, jam 22.00, aku memutuskan merayakan sendiri di
kamarku. Aku menyanyikan sendiri, meniup, memotong dan memakannya sendiri.
“Ya Tuhan, keluargaku sibuk sendiri.
Aku butuh kasih sayang,” Hatiku nelangsa bercampur dengan kekecewaan.
Tiba-tiba ponselku bordering, aku
melihatnya. Ternyata kak Fiky, kakak sepupuku.
“Halo, ini Geva ?,”
“Iya kak, ada apa kak ?,”
“Geva, papa kamu barusan masuk rumah
sakit keadaannya kritis. Mamamu menyuruh kakak menghubungimu. Kakak lagi di
rumah sakit terdekat,”
“Baiklah kak, Geva akan ke sana,”
Hari ini memang jauh dari kata
menyenangkan yang ku harapkan. Tapi sudahlah, aku harus melihat papa di rumah
sakit. Ia sedang kritis.
Aku langsung menukar pakaian dan
langsung ke garasi untuk mengambil motor.
“Tada….” Suara kejutan dari
keluargaku.
“Happy Birthday to you, Happy
Birthday to you, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birtday Geva,..”
“Papa ? Bukannya papa di rumah
sakit. Kak Fiky ? Apa maksud kak Fiky ?,”
“Tenang sayang,, ini adalah surprise
ulang tahun untuk kamu. Kami sudah merencanakan sebelumnya, maaf ya sayang,” jelas
papa.
Aku merasa aneh, aku melihat ada
David dan Kinar menghampiriku.
“Kalian ? Ngapain kalian di sini,”
“Geva, aku masih mencintaimu,”
“Haa ? Kamu bilang cinta ? Bukannya
kamu sudah sama Kinar ?,”
“Bukan Gev, Kinar ini sepupu aku,”
“Ini juga rencana papa sayang, maaf
yaa,” papa mengusap kepalaku
“Jadi kalian ngerjain aku ?
Jahatnya,”
“Cup.. cup.. jangan nagis dong,”
David mengusap air mataku.
Mama membawa kue ulang tahun
untukku.
“Sekarang tiup lilinnya ya,” kata
mama
Aku meniup lilinnya, kemudian
potongan kue pertama aku berikan kepada mama,papa,adik dan David.
Tiba-tiba David memberikan seikat
Adellwies dan sebuah bingkisan.
“Gev, ini adellwies yang kedua aku
berikan padamu. Maaf untuk aku yang kemaren yang membuatmu sedih. Adellwies ini
untuk keabadiaan cinta kita. Ini kado buat kamu. Selamat ulang tahun sayang,”
David mencium keningku.
“Iya David, Adellwies yang waktu itu
masih aku simpan. Terima kasih untuk Adellwies yang kedua ini ya. Yang ini
lebih bagus kayaknya,hehe,” jawabku.
Akhirnya, kesalahpahamanku tentang
David sudah terjawab. Kini kami kembali bersama. Aku dan Kinar tak lagi
musuhan. Adellwies, itulah lambang keabadiaan cinta. Orang biasanya memanggil,
Bunga Cinta.
Komentar
Posting Komentar