Cerpen : Bukan Sebelah Mata (PART IV)
Bukan Sebelah Mata (PART IV)
Aryn
sudah dua hari mengurung diri di kamar. Ia benar-benar tak nafsu makan.
Wajahnya pucat pasih, badannya lunglai, hatinya remuk.
“Aryn,
ada teman kamu di depan tu ?” panggil ibu.
Aryn
dengan langkah gontai, membukakan pintu. Ternyata itu Miqha.
“Ada
apa Qha ?”
“Aku
cuma mau nanya apa benar Akta itu pernah
jadi pacar kamu ?”
“Ya”
“Lupain
Akta, karena Akta udah sama aku. Kamu nggak selevel sama dia, dia selevelnya
sama aku,” Hati Aryn sedih mendengar apa yang diucapkan temannya itu.
“Kamu
cari ribut ke sini ? Mendingan kamu pulang deh,”
“Oke,
tapi awas kamu jangan pernah dekatin Akta,”
Aryn
pun langsung menutup pintunya, dan berlari ke kamar .
“Aku
nggak salah apa-apa. Kok aku yang disuruh lupain ? Mentang-mentang kalian anak
orang kaya terus semena-mena sama aku, roda berputar, mana tahu kalian yang
besok lebih sengsara dari aku. Aku benci Akta. Aku benci Miqha,” Isakan Aryn
memukul-mukul gulingnya.
Hari-hari
Aryn begitu kelabu. Tiada senyum dan tawa yang menghiasi wajahnya. Ia seperti
menyimpan tekad untuk menunjukkan kepada Miqha dan Akta kalo sewaktu-waktu roda
itu akan berputar. Shelynlah yang selalu ada untuk Aryn, ia selalu menguatkan
Aryn.
Shelyn
mengajak Aryn ke danau tempat biasa Aryn menenangkan diri di sana.
“Ryn,
ke danau yuk, refresh-in pikiranmu
dari hal-hal negatif itu,”
“Terserah
kamu aja,”
Setelah
sampai di danau, ia melempar-lempar batu jauh ke danau, pandangannya hampa dan
bergeming tiada berkata sedikit pun.
“Ryn..”
sapa Shelyn
“Iya
Shel. Ada yang mau aku omongin sama kamu,”
“Apa
Ryn ? Ngomong aja,”
“Kita
kan udah nerima rapor dan naik ke kelas 11.
Besok aku akan pindah keluar kota tempat bibiku ke Bandung,”
“Haa
? Kamu pindah ? Kenapa ? Terus sahabat aku di sini siapa lagi selain kamu Ryn,”
“Shel,
kamu orang baik pasti banyak yang mau bersahabat dengan kamu, aku akan
melanjutkan pendidikan di sana, aku pasti pulang ke sini kok. Ini ada
kenang-kenangan foto kita waktu SMP sampai SMA, kamu jaga baik-baik ya. Kamulah
sahabat terbaik aku Shelyn, aku ngak akan lupain kamu,” Aryn memeluk sahabatnya
itu.
Tiba-tiba
ada sepasang kekasih yang melewati tempat duduk Shelyn dan Aryn di dekat danau.
Ternyata itu Akta dan Miqha. Mereka pun berhenti di depan Aryn dan Shelyn.
“Eh,
ada kamu ya, ngapain kamu di sini ? Kenapa liatin kami berdua kayak begitu ?
Hahaha, aku tau pasti kamu iri kan ?” Ledek Miqha kepada Aryn, ketika itu Akta
sedang mengandeng tangan Miqha. Akta memang tidak berucap sepatah kata, namun
ia menyombongkan dirinya dengan bahasa tubuhnya.
“Ryn,
yuk kita pergi, nggak ada gunanya untuk bicara sama mereka,” Shelyn menarik
tangan Aryn pulang ke rumah.
Setibanya
di depan rumah Aryn, Aryn memeluk Shelyn kembali.
“Terima
kasih ya sahabatku. Besok pagi aku akan pergi. Kamu jaga diri baik-baik ya,”
kata Aryn
“Sama-sama
sahabatku, kamu jangan lupain aku ya, cepat pulang ya,”
“Aku
nggak akan lupain kamu, setelah aku sukses aku pasti akan kembali ke sini,”
“Oh
iya, Ryn, aku ada janji sama mamaku, aku pulang duluan ya, I LOVE MY BEST,”
Shelyn memeluk Aryn dengan erat lalu, ia berpamitan pulang kepada Aryn.
Keesokan
harinya , Aryn tiba di bandara BIM dengan ditemani ibu dan ayahnya, ia dijemput
oleh bibinya.
“Nak,
belajar yang rajin di sana ya, jangan nakal, jangan keluyuran,” Air mata
perpisahan mengalir di pipi ibunya Aryn.
“Aryn
akan rajin-rajin belajar,Bu”
“Nurut
sama bibi, jangan ngelawan, jangan salah pilih pergaulan di sana,” kata Ayahnya
Aryn mengusap kepalanya Aryn.
“Iya
Yah, Aryn akan nurut sama bibi dan akan cari pergaulan yang baik,”
Ketika Aryn naik ke pesawat, ia
melambaikan tangan kepada ibu dan ayahnya.Lanjutkan ke PART V ya guys.
Komentar
Posting Komentar